Tuesday, September 27, 2011 - 1 comments

Goyangan Neneng

Pagi itu aku habis bermain golf di Ciracas, badanku terasa gerah dan lelah sekali karena, aku menyelesaikan kedelapan belas hole, biasanya aku hanya sanggup bermain sembilan hole, tetapi karena Hendra memaksaku untuk meneruskan permainan, maka aku jadi kelelahan seperti sekarang ini................... Kupanggil Marni pembantuku yang sudah biasa memijatku, aku benar benar merasa lelah karena semalamnya aku sempat dua kali "bertempur dengan kenalanku di Mandarin, pasti nikmat rasanya dipijat dan selanjutnya berendam diair panas, langsung aku membuka pakaianku hingga hanya tinggal celana dalam dan langsung berbaring diatas tempat tidurku.

Namun agak lama juga Marni tak muncul dikamarku memenuhi panggilanku melalui interkom tadi, biasanya Marni sangat senang bila aku suruh memijat karena disamping persenan dariku besar, dia juga sering kupijat balik yang membuat dia juga dapat merasakan kenikmatan yang satu itu. Ketika kudengar langkah memasuki kamarku, aku langsung berkata, "Kok lama sih Mar, apa masih sibuk ya, ayo pijat yang enak !" Tiba tiba kudengar suara perempuan lain " maaf pak, mbak Marni masih belum kembali, apa bisa saya saja yang memijat ?" Aku meloncat duduk dan menoleh kearah nya, ternyata didepanku berdiri pembantu lain yang belum pernah kukenal. Kuperhatikan pembantu baru ini dengan seksama, wajahnya manis khas gadis desa, dengan bibir tipis yang merangsang sekali. Ia tersenyum gugup ketika melihat aku memperhatikannya dari atas kebawah itu. Aku tak perduli, mataku nyalang menatap belahan dusternya yang agak rendah sehingga menampakkan sebagian susunya yang montok itu. Dengan pelan kutanyai siapa namanya dan kapan mulai bekerja.

Ternyata dia adalah famili Marni dari Kerawang namanya Neneng dan dia ke Jakarta karena ingin bekerja seperti Marni.. Aku hanya mengangguk angguk saja, ketika kutanya apakah dia bisa memijat seperti Marni, dia hanya tersenyum dan mengangguk. Kuperintahkan dia untuk menutup pintu kamar, sebenarnya tidak perlu pintu kamar itu ditutup karena pasti tak ada seorangpun dirumah, isteriku juga sedang pergi entah kemana dan pasti malam hari baru pulang, tujuanku hanyalah menguji Neneng, apakah dia takut dengan aku atau benar benar berani. Kuambil cream untuk menggosok tubuhku dan kuberikan pada Neneng sambil berkata " coba gosok dulu badanku dengan minyak ini, baru nanti dipijat ya !" Aku membuka celana dalamku dan langsung telungkup ditempat tidur, sengaja pada waktu berjalan aku menghadap Neneng sehingga Neneng dapat juga melihat kontolku, ternyata dia diam saja. Ketika aku sudah berbaring, dia langsung membubuhkan lotion itu dipunggungku dan menggosokannya kepunggungku.

Sambil memejamkan mata menikmati elusan tangan Neneng yang halus, aku mengingatkan dia agar menggosoknya rata keseluruh badanku. Sambil berbaring aku minta Neneng menceriterakan tentang dirinya. Ternyata Neneng seorang janda yang belum mempunyai anak, suaminya lari dengan perempuan lain yang kaya raya dan meninggalkan dia. Karena itu dia lebih suka ke Jakarta karena malu. Aku berkata kepadanya, "jangan kuatir, kalau begitu kapan kapan kamu mesti kembali kedesamu dengan banyak uang supaya bekas suamimu tahu kalau kamu sekarang sudah kaya dan bisa membeli laki laki untuk jadi suamimu ! Neneng tertawa mendengar perkataanku itu. Ketika itu Neneng sudah mulai menggosok bagian pantatku dengan lotion, tangannya dengan lembut meratakan lotion tersebut keseluruh pantatku bahkan juga disela sela pantatku diberinya lotion itu sehingga kadang kadang tangannya menyenggol ujung pelirku. Aku jadi ngaceng dengan gosokan Neneng ini, tetapi aku diam saja namun akibatnya posisiku jadi tidak enak, karena posisiku yang tengkurap membuat kontolku yang ngaceng itu jadi tertekan dan sakit sekali. Aku jadi gelisah karena kontolku rasanya mengganjal.

Neneng yang melihat aku gelisah itu bertanya apakah gosokannya kurang betul. Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala . Ketika aku bertanya lagi apakah isteri baru suaminya itu cantik, Neneng hanya menjawab dengan tertawa katanya" cantik atau tidak yang penting uangnya banyak, kan suami saya bisa numpang enak !" Ketika Neneng sudah menggosok badanku sampai kekaki, dia bertanya " apa sekarang mulai dipijat pak ?" Aku langsung berbalik terlentang sambil berkata "sekarang yang bagian depan juga diberi minyak ya !" Aku sengaja memejamkan mata sehingga aku tak tahu bagaimana sikap Neneng melihat bagian depan tubuhku yang telanjang itu, apalagi kontolku sudah ngaceng penuh mendongak ketas dengan ujungnya yang seperti jamur raksasa itu. Neneng tidak banyak berbicara, tetapi ia mulai menggosok bagian dadaku dengan lotion yang harum itu, ketika aku membuka mata, kulihat buah dadanya yang montok tepat berada didepan mataku, bahkan karena potongan dusternya rendah, aku bisa melihat celah buah dadanya yang terjepit diantara beha yang dipakainya. Ketika gosokan Neneng sampai diselangkanganku, Neneng membubuhi sekitar jembutku dengan lotion tersebut, begitu juga dengan buah pelirku yang dengan lembut diberinya lotion tersebut. Saat itu Neneng berkata "maaf pak, apakah burungnya juga digosok ?" Aku tak menyahut tetapi aku hanya mengangguk saja.

Tanpa ragu Neneng membubuhi ujung kontolku dengan lotion tersebut, terasa dingin , kemudian Neneng mulai meratakannya keseluruh batang kontolku dengan lembut sekali, bahkan dia menarik kulit kontolku sehingga lekukan diantara kepala dan batang kontolku juga diberinya minyak itu.. Ketika itulah aku membuka mataku dan memandang Neneng, ketika dilihatnya aku memandangnya, Neneng tersenyum dan tertunduk sementara tangannya terus mengurut kontolku itu. Aku sudah tak kuat lagi menahan keinginanku, kutahan tangannya dan kusuruh Neneng untuk membuka pakaiannya. Neneng yang sudah janda rupanya langsung paham dengan keinginanku, wajahnya memerah, tetapi ia langsung bangkit dan membuka dusternya. Aku duduk ditepi tempat tidur memperhatikan badan Neneng yang hanya dilapisi beha mini dan celana dalam mini yang kurasa pasti pemberian isteriku. Buah dadanya membusung keluar karena beha yang diberikan isteriku nampaknya kekecilan sehingga tak dapat menampung susunya yang montok itu. Aku berdiri mendekati Neneng dan kupeluk dia serta kubuka pengait behanya, susunya yang montok dan kenyal itu tergantung bebas menampakkan garis merah bekas terjepit beha yang kekecilan itu, tetapi susunya sungguh kenyal dan gempal sama sekali tidak turun dengan putingnya yang mendongak keatas. Ketika kurogoh celana dalamnya kurasakan jembutnya cukup rimbun sementara ketika jariku menyentuh itilnya, Neneng seperti terlonjak dan merapatkan badannya kedadaku, kurasakan nonok Neneng kering sekali sama sekali tak berair. Kukecup puting susu Neneng sambil kedua tanganku menurunkan celana dalamnya itu. Ketika kutarik Neneng ketempat tidur, Neneng meronta katanya "Pak saya takut hamil !" Kujawab enteng, jangan kuatir, kalau hamil tanggung jawab Bapak!"

Mendengar hal ini barulah dia mau kubaringkan diatas tempat tidurku, sambil menutupi matanya dengan tangan. Kupuaskan mataku memandang kemolekan gadis desa ini, aku langsung menyerbu nonoknya yang ditutupi jembut yang cukup rimbun itu, kuciumi dan kugigit pelahan bukit cembung yang penuh bulu itu, Neneng merintih pelan, apalagi ketika tanganku mulai mengembara menyentuh puting susunya. Neneng hanya menggigit bibir sementara tangannya tetap menutupi wajahnya, mungkin dia masih malu. Ketika aku berhasil menemukan itilnya, aku langsung menjilatinya begitu juga dengan bibir nonoknya kujadikan sasaran jilatan. Mungkin karena merasa geli yang tak tertahankan, tangan Neneng mendorong pundakku agar aku tak meneruskan gerakanku itu, begitu juga dengan pahanya yang terus akan dirapatkan, tetapi semua ikhtiar Neneng tak berhasil karena tanganku menahan agar kedua pahanya itu tak merapat. Akibatnya Neneng hanya bisa menggerak gerakkan kepalanya kekiri dan kekanan menahan geli. Tetapi lama kelamaan justru aku yang jadi tak tahan dengan semua ini, kuhentikan jilatanku dan segera kutindih Neneng sambil mengarahkan kontolku keliang nonoknya.

Melihat aku kesulitan memasukkan ujung kontolku, Neneng dengan malu malu menuntun kontolku kearah liangnya dan menepatkannya diujung bibir nonoknya. Ketika itu dia berbisik " sudah pas pak " Aku langsung mendorong pantatku agar supaya kontolku bisa masuk yang disambut juga oleh Neneng dengan sedikit mengangkat pahanya sehingga.sleep......bles.......kontolku terbenam seluruhnya diliang nonok Neneng yang peret itu, belum sempat aku menggerakkan kontolku, Neneng sudah mulai memutar mutar pantatnya sehingga ujung kontolku rasanya seperti digerus oleh liang nonok Neneng itu. Aku mendengus keenakan, bibirku mencari pentil susu Neneng dan mulai mengulumnya. Sambil mendesah desah Neneng berkata "Ayo pak, digoyang, biar sama sama enak nya !" Aku terkejut melihat keberanian Neneng menyuruh aku bekerja sama dalam permainan ini. Tetapi justru ini membuat aku makin terangsang, meskipun profesinya hanya pembantu, tetapi cara main Neneng benar benar memuaskan. Nonoknya tak henti henti meremas kontolku membuat aku jadi ngilu, aku sudah paham bahwa orang desa secara naluri sudah mempunyai kemampuan seks yang hebat, jadi untuk aku kemampuan Neneng benar benar sulit dicari bandingannya. Ketika kurasakan air maniku hampir memancar, aku berbisik pada Neneng agar berhenti menggoyang pantatnya supaya aku dapat lebih merasakan kenikmatan ini. Tetapi Neneng justru makin cepat menggoyangkan pantatnya serta meremas remas kontolku sehingga tanpa dapat ditahan lagi air maniku memancar dengan derasnya memenuhi nonok Neneng. Saat itu juga Neneng mencengkeram punggungku keras keras dan kurasakan nonoknya menjepit kontolku dengan erat sekali, matanya terbeliak sambil mendesis.

Rupanya aku dan Neneng mencapai puncaknya pada saat yang bersamaan. Setelah beberapa menit diam, kurasakan Neneng pelan pelan mulai meremas remas punggungku sambil menempelkan pipinya kepipiku. Dengan tersipu sipu dia bercerita kalau dia senang bisa mendapat rejeki ditiduri olehku, karena sejak didesa dulu dia memang nafsunya besar, sehingga suaminya sampai kerepotan melayani nafsunya yang luar biasa itu. Sekarang ini dia benar benar baru merasakan puas yang sebenarnya setelah main dengan aku. Aku terhanyut oleh caranya yang mesra itu, namun aku tak ingin main lagi saat itu karena aku tadinya benar benar hanya mau pijat dan melemaskan ototku, kalau sampai harus seperti ini, semuanya hanya gara gara ada nonok baru dirumah yang tentunya tak dapat aku biarkan. Setelah kuberi dia uang 200 ribu, kusuruh Neneng keluar, Neneng sangat terkejut melihat jumlah uang yang kuberikan, ia berkali kali mengucapkan terimakasih dan keluar dari kamarku. Sekeluarnya Neneng, aku kembali berbaring telanjang bulat diatas ranjangku sambil memejamkan mata, badanku terasa enteng karena terlalu banyak seks.

1 comments:

Post a Comment